Senin, 25 April 2022

Modul 3.1.a.9 Koneksi Antar Materi Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

 

Dilema etika adalah dilema yang dihadapi untuk mengambil keputusan dalam kondisi benar dan benar sedangkan bujukan moral adalah dilema yang dihadapi untuk mengambil keputusan dalam kondisi benar dan salah. Dalam pengambilan keputusan dilema etika didasarkan kepada 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan.

  • Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?

Pratap triloka Ki Hajar Dewantara terdiri atas tiga semboyan yaitu Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani. semboyan tersebut artinya adalah "di depan memberi teladan", "di tengah membangun motivasi", dan "di belakang memberikan dukungan". Pratap triloka ini sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran karena dalam mengambil sebuah keputusan pemimpin pembelajaran harus mampu mengambil sebuah keputusan yang akan diteladani akan kebijaksanaannya, keputusan yang memberi motivasi dalam pencapaiannya dan hasil yang mendukung terhadap kepentingan bersama artinya seorang pemimpin dalam pembelajaran akan menjadi teladan. motivator dan fasilitator bagi peserta didik maupun bagi rekan sejawat sehingga akan melahirkan peserta didik yang berbudi pekerti dan berkarakter Pancasila dan menciptakan lingkungan yang aman, nyaman dan menyenangkan. Untuk mengambil keputusan yang tepat dapat digunakan metode 9 langkah pengambilan keputusan.

  • Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin pembelajaran yaitu mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada murid. Setiap keputusan yang diambil harus mengacu kepada kepentingan murid. Agar keputusan yang diambil berpihak pada murid maka seorang pemimpin pembelajaran harus memiliki rasa empati terhadap murid maupun lingkungan sekitar. Dalam pengambilan keputusan seorang pemimpin pembelajaran harus berdasarkan kepada prinsip pengambilan keputusan yaitu Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), dan Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking), sehingga keputusan yang diambil sudah dipikirkan secara matang dan berpihak untuk kepentingan murid.

  • Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.

Kegiatan terbimbing yang telah dilakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan coaching dalam perjalanan proses pembelajaran merupakan salah satu langkah dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran hanya saja dalam kegiatan ini keputusan diambil langsung oleh mereka yang memiliki masalah (coachee) yang dibimbing melalui pertanyaan-pertanyaan oleh coach agar bisa menggali potensi diri yang dimiliki oleh coachee. Teknik coaching sangat efektif digunakan karena keputusan yang diambil telah dilakukan pengujian melalui teknik TIRTA (berbasis tujuan, identifikasi masalah, rencana aksi dan tanggung jawab). Coach juga bisa memandu coachee dengan mengajukan pertanyaan tidak hanya dengan berpedoman pada TIRTA saja tetapi juga dengan memberikan pertanyaan yang mengacu kepada 9 langkah pengambilan keputusan dengan kata lain coach tidak hanya memandu dengan TIRTA tetapi juga mengarahkan jawaban terhadap 9 langkah pengambilan keputusan sehingga tidak ada lagi pertanyaan-pertanyaan dalam diri coachee terhadap keputusan yang diambil.

  • Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?

Seorang guru harus mampu mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya dalam pengambilan keputusan. Untuk mengelola emosi guru bisa berpedoman kepada PSE dan KSE dengan menggunakan teknik mindfulness atau teknik STOP. Bisa dilakukan diluar jam pembelajaran ataupun terintegrasi didalam proses pembelajaran apakah terhadap peserta didik atau terhadap guru itu sendiri bahkan bisa juga dilakukan terhadap rekan sejawat. Apabila guru sudah dalam kesadaran penuh maka keputusan bisa diambil secara sadar, bijak dan adil serta berpihak pada murid untuk kepentingan bersama

  • Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.

Pada pembahasan studi kasus yang berfokus kepada masalah moral dan etika seorang pemimpin pembelajaran akan dihadapkan pada dilema etika ataupun bujukan moral. Dalam praktek pembahasan studi kasus sering ditemui pada masalah dalam kehidupan ataupun kegiatan sehari-hari. Dalam hal ini pengambilan keputusan bisa mempertimbangkan atas 4 nilai paradigma, 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengambilan keputusan yang berisi analisa dan pengujian terhadap keputusan yang diambil bukan lagi karena ego atau kepentingan individu.

  • Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Pengambilan keputusan yang tepat tentu saja akan sangat berpengaruh terhadap terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman karena keputusan yang diambil telah dilakukan melalui identifikasi masalah, analisa masalah, langkah pengambilan keputusan bahkan adanya trilemma atau keputusan ketiga dan yang pasti semua ini telah dilakukan pengujian, sehingga semua orang merasa tidak dirugikan terhadap keputusan ini dan tanpa disadari bisa membentuk karakter mereka agar lebih empati dan tidak egois. Keputusan yang benar mampu mengakomodasi  semua kepentingan pihak-pihak yang terlibat sehingga tercipta lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman

  • Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Kesulitan dilingkungan yang sulit dalam menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus dilema etika adalah jika kita berbeda prinsip dengan pimpinan dan rekan sejawat atau pimpinan dan rekan sejawat yang tidak mendukung terhadap keputusan yang kita ambil. Sehingga hal yang harus lebih utama dilakukan adalah merubah dahulu paradigma seluruh komponen yang ada di lingkungan agar bisa satu visi dalam pencapaian tujuan. Merubah paradigma seseorang yang sudah bertahun-tahun tertanam dan menjadi kebiasaan juga bukanlah hal yang bisa dianggap remeh, perlu waktu dan perlu pendekatan berulang-ulang untuk melakukan hal ini dan yang terpenting kuasai dulu pengendalian emosi KSE/PSE beserta tekniknya karena pasti yang akan terjadi nanti bisa memicu adrenalin.

  • Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?

Pada akhirnya keputusan yang diambil akan memerdekakan murid karena keputusan yang diambil sudah berpihak pada murid sehingga murid bisa berkembang sesuai dengan kodratnya dan tergali potensinya karena keputusan sudah melalui keputusan yang sangat matang dan tahap yang begitu lengkap untuk memerdekakan murid dan menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman.

  • Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Keputusan yang diambil seorang pemimpin pembelajaran sangat berpengaruh terhadap masa depan murid. Ketika guru melakukan coaching terhadap murid maka murid menjadi lebih kreatif, mandiri dan bisa menggali potensi yang mereka miliki dalam mengambil keputusan untuk menentukan masa depan mereka. Keputusan yang diambil juga dilakukan secara sadar melalui pengendalian emosional sehingga murid bisa menjadi lebih matang dalam mengambil keputusan, lebih bijaksana, dan menjadi pribadi yang cermat dan penuh pertimbangan. Dalam pembelajaran berdiferensiasi akan menjadikan murid lebih kreatif dan inovatif sesuai dengan bakat dan minat mereka, maka guru harus lebih jeli mengambil keputusan dalam memetakan murid apakah dalam pemetaan konten, proses maupun produk.

  • Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Menurut KHD guru adalah seorang yang akan menjadi panutan, motivator dan fasilitator. Sesuai dengan nilainya maka segala keputusan harus berpihak pada murid. Maka dalam mengambil keputusan maka seorang guru harus bisa menjadi panutan, memotivasi dan memfasilitasi murid sesuai dengan profil dan kebutuhan mereka dan berpihak pada murid sehingga visi tercapai sesuai tujuan akhir. Langkah pengambilan keputusan bisa diawali melalui BAGJA, coaching dan 9 langkah pengambilan keputusan. Agar keputusan yang diambil dilakukan secara sadar sehingga menghasilkan keputusan yang tepat, adil dan bijak maka diperlukan penguasaan PSE/KSE beserta teknik mindfulness sehingga tercipta lingkungan yang aman, nyaman dan menyenangkan. Dalam proses pembelajaran seorang guru juga dilibatkan terhadap pengambilan sebuah keputusan yaitu untuk memetakan murid sesuai kebutuhan. Minat dan profilnya baik dalam konten, proses, maupun produk. Jika menghadapi dilemma etika ataupun bujukan moral dalam pengambilan keputusan maka lakukan 9 langkah pengambilan keputusan yang mengacu kepada 4 paradigma dan 3 prinsip pengambilan keputusan. Sehingga keputusan yang tepat akan melahirkan murid yang berbudi pekerti, cerdas dan berprofil Pancasila.  

 

Selasa, 19 April 2022

Modul 3.1.a.7 Demontrasi kontekstual - Dilema etika

 

PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN

“DILEMA ETIKA”

 

Modul 3.1.a.7 Demontrasi Kontekstual

CGP Angkatan 4 Kab. Lima Puluh Kota

MINDAWATY IRWAN, S.Kom

 

Ketika dilema etika datang dan harus kita hadapi maka selalu ada nilai-nilai kebajikan yang mendasarinya namun bertentangan dengan cinta, kasih sayang, perhatian, kebenaran, kebebasan, keadilan, persatuan, toleransi dan tanggungjawab. Dilema etika adalah sebuah kasus yang sangat berat yang sering kita hadapi dari setiap kejadian, tidak ada aturan baku yang berlaku untuk memutuskan situasi dilema etika karena ini bersifat relative dan bergantung pada situasi dan kondisi terjadinya suatu kejadian, artinya ada benarnya kita tetap berpegang pada aturan yang berlaku untuk menentukan kebenaran namun ada kalanya kita tidak bisa berpegang pada aturan karena situasi tertentu. 

Sebagai seorang pendidik yang berperan penting dalam memimpin pembelajaran saya akan menerapkan ilmu yang saya dapatkan dalam program guru penggerak pada sekolah yang dimulai dari kelas dan kegiatan sehari-hari saya. Rencana saya kedepan dalam mengambil keputusan yang memiliki unsur dilema etika, saya akan mengambil keputusan yang bijak dan tepat berdasarkan ilmu yang saya dapatkan, kemudian akan saya terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Agar keputusan yang saya ambil ini terukur efektivitasnya maka saya akan melakukan pengambilan keputusan dengan mengacu kepada prinsip dan paradigma dalam pengambilan keputusan, juga melalui analisa dan pengujian pada sembilan langkah pengambilan keputusan. Saya juga akan membagi ilmu dengan teman komunitas agar mereka juga bisa mengambil keputusan dalam menghadapi dilema sehingga tercipta lingkungan yang aman dan menyenangkan karena keputusan yang diambil telah melalui pertimbangan yang matang..

Langkah awal yang akan saya lakukan untuk memulai kegiatan ini yaitu akan menerapkannya terlebih dahulu pada kegiatan saya sebagai wakil kesiswaan, kemudian kepada murid dikelas saya, berikutnya akan saya perluas kepada murid diluar kelas saya. Selanjutnya saya akan meminta izin kepada kepala sekolah untuk mengadakan pertemuan dengan komunitas praktisi dan menjelaskan maksud dan tujuan pertemuan tersebut. Setelah mendapat izin dari kepala sekolah, saya akan berkoordinasi bersama rekan komunitas praktisi untuk berbagi mengenai ilmu ini dan berbagi pengalaman saya dalam menggunakan sembilan langkah pengambilan keputusan untuk menghadapi sebuah dilema etika. Selanjutnya saya bersama komunita praktisi akan menyusun rencana kedepannya. Selain dari itu saya juga akan mengajak rekan komunitas praktisi  untuk mempraktekkannya pada siswa dikelas mereka dan memperluas ke siswa diluar kelas mereka.

Untuk kasus yang saya hadapi dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran ini sudah mulai saya terapkan dalam kegiatan saya sebagai wakil kesiswaan., misalnya saja dalam menghadapi dilema siswa yang diminta ibunya tidak kesekolah dulu karena menjaga adik, bahkan ibunya bersedia anaknya tinggal kelas, sedangkan disisi lain siswa ini sayang untuk melakukan hal tersebut karena waktu ujian akhir semester sudah dekat. Kepada siswa dikelas atau terhadap permasalahan siswa dalam pembelajaran akan saya terapkan setelah lebaran karena pada saat ini siswa tidak belajar tetapi mereka mengikuti kegiatan Ramadhan. Untuk komunitas praktisi juga akan saya laksanakan pertemuan setelah lebaran karena waktu sekolah tinggal empat hari lagi. Harapan saya tentunya ketika saya dihadapkan pada situasi dilema etika, saya dapat melakukan pengambilan  keputusan dengan menerapkan langkah-langkah pengambilan keputusan berdasarkan empat paradigma dilema etika, tiga prinsip dilema etika, dan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

Agar tujuan saya ini tercapai saya perlu dukungan dari banyak pihak yaitu kepala sekolah, rekan komunitas praktisi, rekan sesama guru, dan rekan sesama CGP karena ilmu ini masih baru bagi saya dan harus saya perdalam lagi. Dalam pelaksanaan kegiatan ini nantinya saya akan bekerja sama dan berkoordinasi dengan rekan komunitas praktisi untuk mendampingi saya menemukan solusi yang tepat dan benar serta menyusun langkah-langkah yang sesuai dalam pemecahan dilema etika sehingga keputusan ini tidak merugikan pihak manapun. Komunitas praktisi ini bisa membantu saya dalam pelaksanaan di lapangan karena sebagai pemimpin pembelajaran tentu saja saya tidak bisa sendiri sebab saya juga masih dalam tahap belajar dan harus terus berlatih dalam mengambil  keputusan untuk menerapkannya dalam keseharian saya. Oleh karena itu, saya membutuhkan rekan sejawat  yang juga rekan sesama calon guru penggerak sebagai teman diskusi untuk menganalisis dan menentukan apakah langkah-langkah yang saya ambil telah tepat dan efektif. Saya juga  meminta input dan bantuan dari kepala sekolah dan anggota praktisi yang ada di sekolah  untuk berdiskusi dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.

Untuk mengetahui apakah keputusan saya sudah efektif hasilnya maka saya akan melakukan refleksi setelah mendapatkan solusi/pengambilan keputusan sehingga saya bisa merasa bahwa keputusan yang saya ambil tidak ada pihak yang dirugikan karena pengambilan keputusan yang tepat adalah mencari solusi terbaik bagaimana mendapatkan keputusan yang benar, adil dan bijaksana. Pengambilan keputusan yang sebagai pemimpin pembelajaran adalah pengambilan keputusan yang menyeimbangkan antara dua masalah/dilema yang ada dengan pilihan yang tepat dan benar sehingga tidak merugikan salah satunya. Dalam mengkritisi suatu pengambilan keputusan atau membuat suatu keputusan yang kreatif, inovatif dan efisien sebagai seorang pemimpin pembelajaran sangat penting untuk mempraktikkan aspek-aspek apa saja yang perlu di lakukan atau diperhatikan sebelum dan sesudah pengambilan suatu keputusan.

 

PENGUMUMAN KELULUSAN SMAN 1 SITUJUAH LIMO NAGARI TAHUN 2025

Pengumuman Kelulusan Pengumuman Kelulusan Masukkan NIS Anda: Cek Kelulusan ...