Pendidikan
guru penggerak adalah program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi
pemimpin pembelajaran. Program ini meliputi pelatihan daring, lokakarya dan
pendampingan selama 9 bulan bagi calon guru penggerak. Selama program
berlangsung guru tetap menjalankan tugas mengajarnya sebagai guru. Kegiatan
daring dipandu oleh fasilitator dan penguatan materi diberikan oleh instruktur
sedangkan untuk pelaksanaan aksi nyata dan pelaksanaan lokakarya didampingi
oleh pengajar praktek. Pembelajaran terdiri dari 3 modul.
Pada
modul 1 dibahas mengenai paradigma dan visi guru penggerak dengan tema
pembelajaran KHD, nilai dan peran guru penggerak, visi guru penggerak dan
budaya positif. Pada modul 1 ini kegiatan yang dilakukan adalah memahami
filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan melakukan refleksi kritis atas
hubungan nilai-nilai tersebut dengan konteks pendidikan lokal dan nasional pada
saat ini, menjalankan strategi sebagai
pemimpin pembelajaran yang mengupayakan terwujudnya sekolah sebagai pusat
pengembangan karakter dengan budaya positif dan mengembangkan serta
mengkomunikasikan visi sekolah yang berpihak pada murid kepada para guru dan
pemangku kepentingan.
Pada
modul 2 yaitu praktek pembelajaran yang berpihak pada murid terdiri dari tema
pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran sosial dan emosional serta coaching.
Pada modul ini calon guru penggerak dapat mengimplementasikan pembelajaran
berdiferensiasi untuk mengakomodasi kebutuhan belajar siswa yang berbeda, mampu
mengelola emosi dan mengembangkan keterampilan sosial yang menunjang
pembelajaran, mampu melakukan praktik komunikasi yang memberdayakan sebagai
keterampilan dasar seorang coach dan mampu menerapkan
praktik coaching sebagai pemimpin pembelajaran.
Pada
modul 3 yaitu pemimpin pembelajaran terdiri dari pembelajaran dalam pengambilan
keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, pemimpin dalam pengelolaan sumber
daya, dan pengelolaan program yang berdampak pada murid. Pada modul ini CGP
mampu melakukan praktik pengambilan keputusan yang berdasarkan prinsip pemimpin
pembelajaran, mampu melakukan strategi pengelolaan sumber daya manusia,
keuangan, waktu, dan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran yang berdampak pada murid dan juga mampu
merencanakan, mengorganisasikan, dan mengarahkan program perbaikan dan
perubahan sekolah, serta memantaunya agar berjalan sesuai rencana dan mengarah
pada tujuan, dan mampu mengembangkan kegiatan berkala yang memfasilitasi
komunikasi murid, orangtua dan guru serta menyediakan peran bagi orangtua
terlibat dalam proses belajar yang berdampak pada peningkatan kualitas
pembelajaran.
Saat ini pendidikan calon guru
penggerak sudah sampai pada akhir pembelajaran. CGP melakukan aksi nyata untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran yang berdampak pada murid melalui kegiatan
intrakurikuler, ko-kurikuler dan ekstrakurikuler dengan memberikan pengelolaan
kegiatan kepada murid berupa suara (voice), pilihan (choice) dan kepemilikan
(ownership). Aksi nyata pada modul 3.3 ini akan dirangkum dalam bentuk 4F
A.
Peristiwa
(Fact)
1. Latar
Belakang
Pada
aksi nyata modul 3.3 saya memilih program dengan judul literacy with one day one
reading material and conclussion artinya melaksanakan program budaya membaca
dan menganalisa setiap hari dengan bahan bacaan sesuai dengan minat murid.
Program ini bisa dijalankan berbarengan dengan kegiatan literasi yang
dilaksanakan di sekolah baik intrakurikuler, ko-kurikuler dan ekstrakurikuler
LIterasi
sekolah merupakan kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara
cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak,
menulis, dan/ atau berbicara. Melalui gerakan membaca dan merangkum setiap hari
akan terbentuk karakteristik lingkungan yang diharapkan yaitu Lingkungan yang
melatih keterampilan yang dibutuhkan murid dalam proses pencapaian tujuan
akademik maupun non-akademiknya dan Lingkungan tersebut berkomitmen untuk
menempatkan murid sedemikian rupa sehingga aktif menentukan proses belajarnya
sendiri
Latar
belakang saya melaksanakan program ini adalah
a.
Kurangnya minat baca murid akibat game
digital
b.
Murid yang tidak bisa untuk menganalisa soal
c.
Murid yang tidak bisa menyimpulkan hasil
bacaan
d.
Mulai menurunnya tingkat pengetahuan dan
wawasan murid
e.
Daya berpikir murid yang tidak terlihat
f.
Potensi yang tidak tergali.
Pengalaman saya dari kenyataan yang saya hadapi pada saat
ujian saya melihat murid menjawab soal ujian sangat cepat, waktu 60 menit bisa
diselesaikan selama 15 menit. Saat ujian matematika dan fisika kertas buram
yang dibagikan semuanya masih dalam keadaan kosong. Hasil yang mereka dapat
juga sangat jauh dibawah harapan.
Saya sangat miris dengan keadaan ini, dengan rasa kepo
saya mengajak murid berbincang mengenai penyebab kejadian ini.Ternyata hal ini
disebabkan karena murid tidak membaca soal dan asal klak klik jawaban saja.
Katanya mereka malas membaca soal apalagi soal yang panjang. Kejadian ini
menyentak hati saya bagaimana caranya agar murid kembali berminat untuk
membaca.
Kemajuan teknologi merupakan salah satu penyebab murid
malas membaca, mereka lebih suka menonton dan mendengar dibandingkan membaca.
Lebih memilih game pada android dibandingkan membaca sehingga kurangnya minat
baca ini sangat berpengaruh terhadap pembelajaran mereka. Akibat lainnya murid
menjadi kurang aktif dan kurang percaya diri dalam memberikan pendapat karena
kurangnya wawasan yang di miliki, sehingga tidak berani tampil di depan untuk
memberikan pendapat
Program literasi dengan budaya membaca dan menganalisa
setiap hari sangat cocok untuk mengatasi persoalan ini. Membaca dan menganalisa
merupakan keterampilan penting yang harus di miliki murid. Sebagian proses
pendidikan bergantung pada kemampuan dan kesadaran literasi Program literasi
membaca ini sesuai dengan salah satu karakteristik dari 7 lingkungan yang
menumbuh kembangkan kepemimpinan murid yaitu lingkungan yang melatih
keterampilan yang di butuhkan murid dalam proses pencapaian tujuan akademik dan
non akademik serta dapat menggali potensi yang ada pada murid
Selain itu alasan utama dibalik program ini untuk
perbaikan generasi kedepannya adalah agar terwujudnya wellbeing murid
atau student wellbeing dan perkembangan murid secara holistik,
murid yang bahagia. dan juga memiliki nilai – nilai pribadi yang unggul,
berbudaya serta memiliki karakter profil pelajar pancasila.
2. Pelaksanaan aksi nyata dan alasannya
Aksi nyata
pengelolaan program yang berdampak pada murid di maksudkan untuk
mewujudkan kepemimpinan murid, program ini di lakukan dengan harapan
murid bisa menumbuhkan sikap berani dalam dirinya, berani tampil dan
mengekspresikan dirinya dan menghargai seni dan budaya nasional dan bisa
mengembangkan potensi atau bakat yang di milikinya
Aksi nyata ini di
lakukan untuk mewujudkan langkah pengelolaan program yang berdampak pada murid
dengan berbasis pemetaan aset sekolah menggunakan model BAGJA dan MELR yang
dilakukan guna memastikan sebuah program yang berdampak pada murid. Sehingga
bisa menjadi langkah konkrit keterlibatan sebagai pemimpin dalam pengembangan
sekolah.
Tujuan melaksanakan aksi
nyata ini adalah
a. Membangun
kesadaran murid atas pentingnya membaca untuk mendukung pembelajaran yang
efektif
b. Menumbuhkan
rasa percaya diri tampil didepan umum
c. Menumbuhkan
kemampuan berprikir kritis murid dalam memahami, menganalisa dan mengungkapkan
d. Menumbuhkan
jiwa kepemimpinan murid melalui suara (voice), pilihan (choice) dan kepemilikan
(ownership)
e. Menjadikan
kegiatan literasi sebagai budaya positif di sekolah
f.
Meningkatkan pengetahuan dan wawasan murid
g. Melatih
focus dan konsentrasi
h. Melatih
kemandirian murid dalam memecahkan masalah
i.
Menumbuhkan budi pekerti dan kepribadian yang
baik
Kegiatan
terintegrasi pada program ini adalah
a. Suara
(voice)
·
Membangun budaya mendengarkan
·
Membangun kepercayaan diri murid
·
Melibatkan murid dalam penyusunan dan
pelaksanaan kegiatan
b. Pilihan
(choice)
· Murid diberi kebebasan memilih bahan bacaan,
mengatur ruang baca, memilih sumber bacaan dan memilih karya yang akan dipajang
c. Kepemilikan
(ownership)
·
Mading sebagai suara/aspirasi murid
·
Pojok baca di dalam kelas
·
Membuat rutinitas/list bacaan
Kegiatan yang dilakukan :
a. Pada
awalnya program dimulai dengan berdiskusi dengan murid apa yang akan
dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca mereka (voice dan choice). Pada
kesempatan kali ini murid yang dipilih adalah kelas X MIPA 1
b. Selanjutnya membuat BAGJA sebagai panduan pelaksanaan programc. Agar program terlaksana sesuai dengan harapan maka langkah yang dilakukan berikutnya adalaah berkoordinasi dengan kepala sekolah
DASAR FILOSOFI KHD |
Maksud pengajaran dan pendidikan yang berguna untuk perikehidupan bersama adalah menuntun kebebasan anak untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin, mengajak berpikir kritis dan menggali potensi anak berkarya melalui membaca |
|||||
POIN/KOMPONEN PROFIL PELAJAR PANCASILA YANG DIKEMBANGKAN |
Berakhlak mulia, berkebinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif |
|||||
KARAKTERISTIK LINGKUNGAN PENDUKUNG TUMBUHNYA KEPEMIMPINAN MURID YANG AKAN DIKEMBANGKAN |
Lingkungan yang melatih keterampilan yang dibutuhkan murid dalam proses pencapaian tujuan akademik maupun non-akademiknya dan Lingkungan tersebut berkomitmen untuk menempatkan murid sedemikian rupa sehingga aktif menentukan proses belajarnya sendiri. |
|||||
PRAKARSA PERUBAHAN |
Program membaca murid yang meningkatkan minat baca, berpikir kritis, kreatif dan mampu menganalisa |
|||||
TAHAPAN |
PERTANYAAN |
TINDAKAN YANG DIPERLUKAN UNTUK MENDAPATKAN JAWABAN |
RENCANA UNTUK MELIBATKAN SUARA/PILIHAN/KEPEMILIKAN MURID |
ASET/KEKUATAN/SUMBERDAYA YANG DAPAT DIBERDAYAKAN PADA TAHAP INI |
WAKTU YANG DIPERLUKAN |
PENANGGUNG JAWAB TAHAP INI |
B-uat pertanyaan utama (Define) |
Bagaimana memunculkan daya berpikir kritis murid melalui membaca , merangkum dan berkarya dalam literasi sekolah? |
• Berdiskusi dengan kepala sekolah, pembina literasi dan
wali kelas |
• Melakukan diskusi bersama murid mengenai bacaan favorit
(voice) |
• Aset manusia ( Kepala sekolah, CGP, guru pembina
literasi, wali Kelas, bendahara ) |
1 Minggu |
CGP |
A-mbil pelajaran (Discover) |
Aktifitas apa saja menurut anak yang membuat mereka bisa kreatif dan berfikir kritis? |
• Sumber bacaan menarik |
• Berdiskusi dengan murid bacaan yang menarik ( Voice ) |
• Aset Fisik ( Buku: milik perpustakaan dan milik murid ) |
1-2 minggu |
CGP |
G-ali mimpi (Dream) |
Apa kebiasaan baru yang dibayangkan akan terjadi? |
• Murid mengisi karya di mading |
• Berdiskusi dengan murid bacaan yang menarik ( Voice ) |
• Aset Fisik ( Buku: milik perpustakaan dan milik murid,
aplikasi bacaan online) |
1-2 minggu |
CGP |
J-abarkan rencana (Design) |
Apa langkah-langkah yang akan dilakukan? |
• Kegiatan literasi membaca sebelum pembelajaran dimulai |
• Berdiskusi dengan murid kegiatan yang akan dilakukan (
Voice ) |
• Aset Fisik ( Buku: milik perpustakaan dan milik murid,
aplikasi bacaan online) |
1-2 minggu |
CGP |
A-tur eksekusi (Deliver) |
Apa yang dibutuhkan dan siapa yang terlibat dalam kegiatan ini? |
• Sarana untuk membuat mading dan pojok baca dalam kelas |
• Berdiskusi dengan murid ruang baca dan tempat berkarya (
Voice ) |
• Aset Fisik ( Buku: milik perpustakaan dan milik murid,
aplikasi bacaan online) |
1-2 minggu |
CGP |
c. Agar program terlaksana sesuai dengan harapan maka langkah yang dilakukan berikutnya adalaah berkoordinasi dengan kepala sekolah
d. Berikutnya kegiatan yang dilaksanakan adalah mengajak wali kelas, guru pembina ekstra dan rekan guru lain berkolaborasi mensukseskan kegiatan ini
e. Pada
program membaca dan menganalisa ini bagi murid yang terlambat dikumpulkan,
diberi pengarahan dan diminta untuk berliterasi dan menyetor hasil bacaan
kepada guru yang piket pada hari itu. Setelah itu mereka baru diberi izin masuk
ke kelas masing-masing
f. 15
menit sebelum PBM dimulai, murid wajib membaca apa saja didalam kelas, apakah
melalui buku, android, qur’an atau hafalan. Selanjutnya murid menganalisa hasil
bacaan dengan membuat catatan serta memaparkan didepan kelas
g. Jika guru berhalangan hadir dan tidak ada tugas yang diberikan murid dibawa ke pustaka untuk membaca
h. Dari hasil bacaan nya maka murid bisa mewujudkan kretaifitasnya lewat sebuah mading
i. Selain
mading murid juga mewujudkan kreatifitasnya melalui pembuatan pojok kelas dan
pohon literasi didalam kelas (kepemilikan)
3.
Hasil
aksi nyata
Dengan program ini diharapkan mampu menimbulkan minat
baca murid dan memotivasi murid untuk membaca, meningkatkan kreatifitas murid,
menggali potensi murid, meningkatkan berpikir kritis murid dan mewujudkan
kepemimpinan bagi murid melalui suara (voice), pilihan (choice) dan kepemilikan
(ownership). Selain itu diharapkan dapat menumbuhkan keberanian untuk
tampil dan juga mengedukasi murid akan pentingnya budaya literasi.
Murid perlu di perkenalkan betapa pentingnya kegiatan
literasi membaca dan menganalisa ini sebagai generasi muda penerus bangsa yang akan
selalu menjunjung budaya yang mampu melestarikan budaya membaca dengan sebuah
pembiasaan yang menjadi sebuah budaya yang akan berdampak meningkatkan minat
dan bakat serta jiwa kepemimpinan dan juga kepedulian akan literasi.
Hasil aksi nyata yaitu
a. Membaca
15 menit sebelum memulai proses belajar mengajar yang di awasi oleh guru jam
pertama sehingga menjadi budaya bagi murid – murid sehingga murid akan sendirinya
melakukan aktivitas tersebut. Kemudian hasil bacaan dipaparkan didepan kelas
b. Budaya
membaca dan menganalisa bagi murid yang terlambat
c. Mading dan pohon literasi sebagai wadah kreatifitas murid setelah membaca
d. Pojok
baca didalam kelas
e. Budaya
membaca di pustaka saat jam kosong
f. List bacaan murid
Meningkatkan kemampuan murid melalui kegiatan dengan
menumbuhkan kepemimpinan murid akan membuat otak mereka bisa bekerja secara
optimal, menambah wawasan dan mempertajam diri dalam menangkap informasi dari
sumber bacaan. Salah satu aksi nyata nya yaitu memiliki jiwa kepemimpinan
karena dengan keberanian penuh mampu menciptakan kegiatan dan karya seorang
pemimpin dan mampu berdiri di depan dengan memaparkan hasil analisanya
Kegiatan pada program ini menunjukkan bahwa membaca dan
menganalisa tidak hanya bisa dilaksanakan dalam ruangan pada pembelajaran
intrakurikuler tetapi juga bisa dilaksanakan pada kegiatan ko-kurikuler diluar
ruangan dan berkreasi pada kegiatan ekstrakurikuler. Murid diberikan kebebasan
untuk memilih sesuai dengan bakat dan minat sehingga apapun yang menjadi minat
dan bakat murid dapat di salurkan dengan baik dengan memanfaatkan fasilitas
yang ada di lingkungan sekolah demi peningkatan potensi murid dan mengajak
murid berpikir kritis.
B. Perasaan (Feeling)
Perasaan saya sebelum melaksanakan aksi nyata ini agak
sedikit ragu apakah program ini bisa merubah kebiasaan murid dan mengalahkan teknologi/android.
Saya mencari program yang bisa dilaksanakan dan sesuai dengan situasi yang
terjadi pada saat ini.
Pada saat proses kegiatan saya merasa tertantang karena
harus melakukan pembiasaan kepada murid, Hal ini tidaklah mudah untuk merubah
kebiasaan yang sudah dilakukan oleh setiap orang. Tetapi saya meyakinkan diri
hal ini harus dilakukan demi menggali kemampuan kepemimpinan murid, menggali
potensi murid dan bisa menjadi bekal untuk kehidupan mereka kelak dikehidupan
sebagai individu dan anggota masyarakat.
Setelah melaksanakan program ini saya sangat senang dan
optimis program ini bisa dijalankan kedepannya dan dilaksanakan dalam jangka
panjang. Hal ini karena adanya kolaborasi semua pihak yang terlibat yaitu
murid, guru pembina literasi, wali kelas, guru piket dan lainnya.
C.
Pembelajaran
(Finding)
Pembelajaran yang saya dapatkan saat aksi nyata ini
adalah kegiatan membaca dan menganalisa
melalui literasi setiap hari sangat berdampak terhadap kepemimpinan murid untuk
menggali potensi mereka dan menjadikan mereka bisa berpikir kritis. Murid
menjadi berani tampil dan mengekpresikan bakat mereka melalui suara (voice),
pilihan (choice) dan kepemilikan (ownership) sehingga mewujudkan profil pelajar
Pancasila
Dari kegiatan ini saya juga mendapatkan pembelajaran
yang sangat berharga yaitu bagaimana cara menyusun dan melaksanakan sebuah
program yang berdampak pada murid melalui kerangka BAGJA. Selain itu saya juga
menyadari kolaborasi merupakan hal yang paling utama dalam mewujudkan
kesuksesan sebuah program. Saya menyadari pembelajaran tidak hanya bisa
dilakukan didalam kelas tetapi juga bisa dilakukan dimanapun dan dalam kondisi
apapun.
D.
Penerapan
ke depan (Future)
Rencana kedepan saya akan terus melanjutkan program ini
dilingkungan sekolah baik dalam kegiatan intrakurikuler, ko-kurikuler dan
ekstrakurikuler untuk memberikan bimbingan dan memotivasi murid dalam
berkreativitas, menggali potensi mereka, dan mewujudkan kepemimpinan murid
dalam program membaca dan menganalisa melalui literasi. Selain itu kolaborasi
juga perlu lebih ditingkatkan saat melakukan kegiatan agar program dapat
berjalan sesuai dengan yang diharapkan
Untuk perbaikan kedepan saya harus lebih
kreatif untuk mengkombinasikan kegiatan ini agar mereka tidak bosan tentu saja
dengan mencari ilmu diberbagai tempat dan kegiatan misalnya browsing di
internet, berbincang dengan rekan dan murid, melalui media masa, media cetak
dan media digital lainnya selain itu saya harus selalu berkolaborasi dan
mengajak rekan lainnya agar program ini terlaksana secara menyeluruh tidak
hanya dikelas X MIPA 1 saja.