Selasa, 28 Juni 2022

PGP-Angkatan 4-Kab.Lima Puluh Kota-Mindawaty Irwan-3.3 - Aksi Nyata


 

 

Pendidikan guru penggerak adalah program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Program ini meliputi pelatihan daring, lokakarya dan pendampingan selama 9 bulan bagi calon guru penggerak. Selama program berlangsung guru tetap menjalankan tugas mengajarnya sebagai guru. Kegiatan daring dipandu oleh fasilitator dan penguatan materi diberikan oleh instruktur sedangkan untuk pelaksanaan aksi nyata dan pelaksanaan lokakarya didampingi oleh pengajar praktek. Pembelajaran terdiri dari 3 modul.

Pada modul 1 dibahas mengenai paradigma dan visi guru penggerak dengan tema pembelajaran KHD, nilai dan peran guru penggerak, visi guru penggerak dan budaya positif. Pada modul 1 ini kegiatan yang dilakukan adalah memahami filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan melakukan refleksi kritis atas hubungan nilai-nilai tersebut dengan konteks pendidikan lokal dan nasional pada saat ini,  menjalankan strategi sebagai pemimpin pembelajaran yang mengupayakan terwujudnya sekolah sebagai pusat pengembangan karakter dengan budaya positif dan mengembangkan serta mengkomunikasikan visi sekolah yang berpihak pada murid kepada para guru dan pemangku kepentingan.

Pada modul 2 yaitu praktek pembelajaran yang berpihak pada murid terdiri dari tema pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran sosial dan emosional serta coaching. Pada modul ini calon guru penggerak dapat mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi untuk mengakomodasi kebutuhan belajar siswa yang berbeda, mampu mengelola emosi dan mengembangkan keterampilan sosial yang menunjang pembelajaran, mampu melakukan praktik komunikasi yang memberdayakan sebagai keterampilan dasar seorang coach dan mampu menerapkan praktik coaching sebagai pemimpin pembelajaran.

Pada modul 3 yaitu pemimpin pembelajaran terdiri dari pembelajaran dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, pemimpin dalam pengelolaan sumber daya, dan pengelolaan program yang berdampak pada murid. Pada modul ini CGP mampu melakukan praktik pengambilan keputusan yang berdasarkan prinsip pemimpin pembelajaran, mampu melakukan strategi pengelolaan sumber daya manusia, keuangan, waktu, dan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang berdampak pada murid dan juga mampu merencanakan, mengorganisasikan, dan mengarahkan program perbaikan dan perubahan sekolah, serta memantaunya agar berjalan sesuai rencana dan mengarah pada tujuan, dan mampu mengembangkan kegiatan berkala yang memfasilitasi komunikasi murid, orangtua dan guru serta menyediakan peran bagi orangtua terlibat dalam proses belajar yang berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran. 

          Saat ini pendidikan calon guru penggerak sudah sampai pada akhir pembelajaran. CGP melakukan aksi nyata untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang berdampak pada murid melalui kegiatan intrakurikuler, ko-kurikuler dan ekstrakurikuler dengan memberikan pengelolaan kegiatan kepada murid berupa suara (voice), pilihan (choice) dan kepemilikan (ownership). Aksi nyata pada modul 3.3 ini akan dirangkum dalam bentuk 4F

A.      Peristiwa (Fact)

1.     Latar Belakang      

Pada aksi nyata modul 3.3 saya memilih program dengan judul literacy with one day one reading material and conclussion artinya melaksanakan program budaya membaca dan menganalisa setiap hari dengan bahan bacaan sesuai dengan minat murid. Program ini bisa dijalankan berbarengan dengan kegiatan literasi yang dilaksanakan di sekolah baik intrakurikuler, ko-kurikuler dan ekstrakurikuler

LIterasi sekolah merupakan kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/ atau berbicara. Melalui gerakan membaca dan merangkum setiap hari akan terbentuk karakteristik lingkungan yang diharapkan yaitu Lingkungan yang melatih keterampilan yang dibutuhkan murid dalam proses pencapaian tujuan akademik maupun non-akademiknya dan Lingkungan tersebut berkomitmen untuk menempatkan murid sedemikian rupa sehingga aktif menentukan proses belajarnya sendiri

Latar belakang saya melaksanakan program ini adalah

a.          Kurangnya minat baca murid akibat game digital

b.          Murid yang tidak bisa untuk menganalisa soal

c.           Murid yang tidak bisa menyimpulkan hasil bacaan

d.          Mulai menurunnya tingkat pengetahuan dan wawasan murid

e.          Daya berpikir murid yang tidak terlihat

f.            Potensi yang tidak tergali.

Pengalaman saya dari kenyataan yang saya hadapi pada saat ujian saya melihat murid menjawab soal ujian sangat cepat, waktu 60 menit bisa diselesaikan selama 15 menit. Saat ujian matematika dan fisika kertas buram yang dibagikan semuanya masih dalam keadaan kosong. Hasil yang mereka dapat juga sangat jauh dibawah harapan.

Saya sangat miris dengan keadaan ini, dengan rasa kepo saya mengajak murid berbincang mengenai penyebab kejadian ini.Ternyata hal ini disebabkan karena murid tidak membaca soal dan asal klak klik jawaban saja. Katanya mereka malas membaca soal apalagi soal yang panjang. Kejadian ini menyentak hati saya bagaimana caranya agar murid kembali berminat untuk membaca.

Kemajuan teknologi merupakan salah satu penyebab murid malas membaca, mereka lebih suka menonton dan mendengar dibandingkan membaca. Lebih memilih game pada android dibandingkan membaca sehingga kurangnya minat baca ini sangat berpengaruh terhadap pembelajaran mereka. Akibat lainnya murid menjadi kurang aktif dan kurang percaya diri dalam memberikan pendapat karena kurangnya wawasan yang di miliki, sehingga tidak berani tampil di depan untuk memberikan pendapat

Program literasi dengan budaya membaca dan menganalisa setiap hari sangat cocok untuk mengatasi persoalan ini. Membaca dan menganalisa merupakan keterampilan penting yang harus di miliki murid. Sebagian proses pendidikan bergantung pada kemampuan dan kesadaran literasi Program literasi membaca ini sesuai dengan salah satu karakteristik dari 7 lingkungan yang menumbuh kembangkan kepemimpinan murid yaitu lingkungan yang melatih keterampilan yang di butuhkan murid dalam proses pencapaian tujuan akademik dan non akademik serta dapat menggali potensi yang ada pada murid

Selain itu alasan utama dibalik program ini untuk perbaikan generasi kedepannya adalah agar terwujudnya wellbeing murid atau student wellbeing  dan perkembangan murid secara holistik, murid yang bahagia. dan juga memiliki nilai – nilai pribadi yang unggul, berbudaya serta memiliki karakter profil pelajar pancasila.

2.     Pelaksanaan aksi nyata dan alasannya

Aksi nyata pengelolaan program yang berdampak pada murid di maksudkan untuk mewujudkan  kepemimpinan murid, program ini di lakukan dengan harapan murid bisa menumbuhkan sikap berani dalam dirinya, berani tampil dan mengekspresikan dirinya dan menghargai seni dan budaya nasional dan bisa mengembangkan potensi atau bakat yang di milikinya

Aksi nyata ini di lakukan untuk mewujudkan langkah pengelolaan program yang berdampak pada murid dengan berbasis pemetaan aset sekolah menggunakan model BAGJA dan MELR yang dilakukan guna memastikan sebuah program yang berdampak pada murid. Sehingga bisa menjadi langkah konkrit keterlibatan sebagai pemimpin dalam pengembangan sekolah.

Tujuan melaksanakan aksi nyata ini adalah

a. Membangun kesadaran murid atas pentingnya membaca untuk mendukung pembelajaran yang efektif

b.      Menumbuhkan rasa percaya diri tampil didepan umum

c.   Menumbuhkan kemampuan berprikir kritis murid dalam memahami, menganalisa dan mengungkapkan

d.   Menumbuhkan jiwa kepemimpinan murid melalui suara (voice), pilihan (choice) dan kepemilikan (ownership)

e.      Menjadikan kegiatan literasi sebagai budaya positif di sekolah

f.        Meningkatkan pengetahuan dan wawasan murid

g.      Melatih focus dan konsentrasi

h.      Melatih kemandirian murid dalam memecahkan masalah 

i.         Menumbuhkan budi pekerti dan kepribadian yang baik

Kegiatan terintegrasi pada program ini adalah

a.      Suara (voice)

·             Membangun budaya mendengarkan

·             Membangun kepercayaan diri murid

·             Melibatkan murid dalam penyusunan dan pelaksanaan kegiatan

b.      Pilihan (choice)

·     Murid diberi kebebasan memilih bahan bacaan, mengatur ruang baca, memilih sumber bacaan dan memilih karya yang akan dipajang

c.       Kepemilikan (ownership)

·             Mading sebagai suara/aspirasi murid

·             Pojok baca di dalam kelas

·             Membuat rutinitas/list bacaan

Kegiatan yang dilakukan :

a.   Pada awalnya program dimulai dengan berdiskusi dengan murid apa yang akan dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca mereka (voice dan choice). Pada kesempatan kali ini murid yang dipilih adalah kelas X MIPA 1

    



b.  Selanjutnya membuat BAGJA sebagai panduan pelaksanaan programc.   Agar program terlaksana sesuai dengan harapan maka langkah yang dilakukan berikutnya adalaah berkoordinasi dengan kepala sekolah

    

DASAR FILOSOFI KHD

Maksud pengajaran dan pendidikan yang berguna untuk perikehidupan bersama adalah menuntun kebebasan anak untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin, mengajak berpikir kritis dan menggali potensi anak berkarya melalui membaca

POIN/KOMPONEN PROFIL PELAJAR PANCASILA YANG DIKEMBANGKAN

Berakhlak mulia, berkebinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif

KARAKTERISTIK LINGKUNGAN PENDUKUNG TUMBUHNYA KEPEMIMPINAN MURID YANG AKAN DIKEMBANGKAN

Lingkungan yang melatih keterampilan yang dibutuhkan murid dalam proses pencapaian tujuan akademik maupun non-akademiknya dan Lingkungan tersebut berkomitmen untuk menempatkan murid sedemikian rupa sehingga aktif menentukan proses belajarnya sendiri.

PRAKARSA PERUBAHAN

Program membaca murid yang meningkatkan minat baca, berpikir kritis, kreatif dan mampu menganalisa

TAHAPAN

PERTANYAAN

TINDAKAN YANG DIPERLUKAN UNTUK MENDAPATKAN JAWABAN

RENCANA UNTUK MELIBATKAN SUARA/PILIHAN/KEPEMILIKAN MURID

ASET/KEKUATAN/SUMBERDAYA YANG DAPAT DIBERDAYAKAN PADA TAHAP INI

WAKTU YANG DIPERLUKAN

PENANGGUNG JAWAB TAHAP INI

B-uat pertanyaan utama (Define)

• Membuat pertanyaan utama yang akan menentukan arah investigasi kekuatan/potensi/ peluang;
• Menggalang atau membangun koalisi tim perubahan

Bagaimana memunculkan daya berpikir kritis murid melalui membaca , merangkum dan berkarya dalam literasi sekolah?

• Berdiskusi dengan kepala sekolah, pembina literasi dan wali kelas
• Melibatkan murid dalam menyusun ruang baca dan mading
• Mendiskusikan dengan murid bacaan yang disukai

• Melakukan diskusi bersama murid mengenai bacaan favorit (voice)
• Memberi pilihan murid rancangan ruang baca (Choice)
• Menyediakan tempat baca dan menampilkan hasil karya (Ownership)

• Aset manusia ( Kepala sekolah, CGP, guru pembina literasi, wali Kelas, bendahara )
• Aset Finansial ( Sarana )

1 Minggu

CGP

A-mbil pelajaran (Discover)

• Menyusun pertanyaan lanjutan untuk menemukenali kekuatan/potensi/peluang lewat investigasi;
• Menentukan bagaimana cara kita menggali fakta, memperoleh data, diskusi kelompok kecil/besar, survei individu, multi unsur

Aktifitas apa saja menurut anak yang membuat mereka bisa kreatif dan berfikir kritis?

• Sumber bacaan menarik
• Tersedia ruang baca
• Mading sebagai tempat berkreasi
• Studi ke luar sekolah

• Berdiskusi dengan murid bacaan yang menarik ( Voice )
• Murid bebas memilih sumber bacaan dan merangkumnya serta memilih karya ( Choice )
• Murid memiliki sumber bacaan didalam kelas  dan merangkum hasil bacaan pada buku serta menampilkan karya sebagai wujud pemahaman pada mading ( Ownership )

• Aset Fisik ( Buku: milik perpustakaan dan milik murid )
•  Aset Manusia ( Orangtua murid, Murid-murid )
• Aset Politik ( Dinas pendidikan, lembaga lain, dan komunitas dalam mendukung peningkatan minat membaca )

1-2 minggu

CGP

G-ali mimpi (Dream)

• Menyusun deskripsi kolektif bilamana inisiatif terwujud;
• Mengalokasikan kesempatan untuk berproses bersama, multi unsur (kapan, di mana, siapa saja).

Apa kebiasaan baru yang dibayangkan akan terjadi?

• Murid mengisi karya di mading
• Murid mulai gemar membaca
• Murid bisa menganalisa hasil bacaan (berpikir kritis)
• Potensi murid mulai tergali

• Berdiskusi dengan murid bacaan yang menarik ( Voice )
• Murid bebas memilih sumber bacaan dan merangkumnya serta memilih karya ( Choice )
• Murid memiliki sumber bacaan didalam kelas  dan merangkum hasil bacaan pada buku serta menampilkan karya sebagai wujud pemahaman pada mading ( Ownership )

• Aset Fisik ( Buku: milik perpustakaan dan milik murid, aplikasi bacaan online)
• Aset manusia ( Orangtua murid, Murid-murid )
• Aset Finansial ( Sarana )
• Aset Politik ( Dinas pendidikan, lembaga lain, dan komunitas dalam mendukung peningkatan minat membaca )

1-2 minggu

CGP

J-abarkan rencana (Design)

• Mengidentifikasi tindakan konkret yang diperlukan untuk menjalankan langkah-langkah kecil sederhana yang dapat dilakukan segera,dan langkah berani/terobosan yang akan memudahkan keseluruhan pencapaian;
• Menyusun definisi kesuksesan pencapaian (tujuan, capaian, luaran)

Apa langkah-langkah yang akan dilakukan?

• Kegiatan literasi membaca sebelum pembelajaran dimulai
• Murid yang terlambat dibudayakan membaca dan menyetor hasil bacaan kepada guru piket
• Murid membuat list bacaan dan kesimpulan
• Membuat pojok baca didalam kelas
• Membuat mading
• Mengajak murid studi ke luar lingkungan sekolah
• Satu murid membawa satu buku dan bertukar dengan teman

• Berdiskusi dengan murid kegiatan yang akan dilakukan ( Voice )
• Murid bebas memodifikasi ruang kelas sebagai pojok baca, memilih bahan bacaan dan memilih karya mading ( Choice )
• Murid memiliki sumber bacaan didalam kelas  dan merangkum hasil bacaan pada buku list membaca, Mading, pojok baca dikelas ( Ownership )

• Aset Fisik ( Buku: milik perpustakaan dan milik murid, aplikasi bacaan online)
• Aset manusia ( Orangtua murid, Murid-murid )
• Aset Finansial ( Sarana )
• Aset Politik ( Dinas pendidikan, lembaga lain, dan komunitas dalam mendukung peningkatan minat membaca )

1-2 minggu

CGP

A-tur eksekusi (Deliver)

• Menentukan siapa yang berperan/ dilibatkan dalam pengambilan keputusan;
• Mendesain jalur komunikasi dan pengelolaan rutinitas (misal: protokol, rutinitas, knowledge management, monev/refleksi)

Apa yang dibutuhkan dan siapa yang terlibat dalam kegiatan ini?

• Sarana untuk membuat mading dan pojok baca dalam kelas
• Buku list bacaan murid
• Pimpinan
• CGP
• Guru Piket
• Wali Kelas
• Pembina Ekstra literasi

• Berdiskusi dengan murid ruang baca dan tempat berkarya ( Voice )
• Murid bebas memilih sumber bacaan dan merangkumnya serta bebas memilih karya ( Choice )
• Murid memiliki sumber bacaan didalam kelas  dan merangkum hasil bacaan pada buku list membaca, Mading, pojok baca dikelas ( Ownership )

• Aset Fisik ( Buku: milik perpustakaan dan milik murid, aplikasi bacaan online)
• Aset manusia ( Orangtua murid, Murid-murid )
• Aset Finansial ( Sarana )
• Aset Politik ( Dinas pendidikan, lembaga lain, dan komunitas dalam mendukung peningkatan minat membaca )

1-2 minggu

CGP

c.  Agar program terlaksana sesuai dengan harapan maka langkah yang dilakukan berikutnya adalaah berkoordinasi dengan kepala sekolah  





d. Berikutnya kegiatan yang dilaksanakan adalah mengajak wali kelas, guru pembina ekstra dan rekan guru lain berkolaborasi mensukseskan kegiatan ini





e. Pada program membaca dan menganalisa ini bagi murid yang terlambat dikumpulkan, diberi pengarahan dan diminta untuk berliterasi dan menyetor hasil bacaan kepada guru yang piket pada hari itu. Setelah itu mereka baru diberi izin masuk ke kelas masing-masing



f.   15 menit sebelum PBM dimulai, murid wajib membaca apa saja didalam kelas, apakah melalui buku, android, qur’an atau hafalan. Selanjutnya murid menganalisa hasil bacaan dengan membuat catatan serta memaparkan didepan kelas



g.   Jika guru berhalangan hadir dan tidak ada tugas yang diberikan murid dibawa ke pustaka untuk membaca



h.   Dari hasil bacaan nya maka murid bisa mewujudkan kretaifitasnya lewat sebuah mading 



i.   Selain mading murid juga mewujudkan kreatifitasnya melalui pembuatan pojok kelas dan pohon literasi didalam kelas (kepemilikan)



3.     Hasil aksi nyata

Dengan program ini diharapkan mampu menimbulkan minat baca murid dan memotivasi murid untuk membaca, meningkatkan kreatifitas murid, menggali potensi murid, meningkatkan berpikir kritis murid dan mewujudkan kepemimpinan bagi murid melalui suara (voice), pilihan (choice) dan kepemilikan (ownership). Selain itu diharapkan dapat menumbuhkan keberanian untuk tampil  dan juga mengedukasi murid akan pentingnya budaya literasi.

Murid perlu di perkenalkan betapa pentingnya kegiatan literasi membaca dan menganalisa ini sebagai generasi muda penerus bangsa yang akan selalu menjunjung budaya yang mampu melestarikan budaya membaca dengan sebuah pembiasaan yang menjadi sebuah budaya yang akan berdampak meningkatkan minat dan bakat serta jiwa kepemimpinan dan juga kepedulian akan literasi.

Hasil aksi nyata yaitu

a.     Membaca 15 menit sebelum memulai proses belajar mengajar yang di awasi oleh guru jam pertama sehingga menjadi budaya bagi murid – murid sehingga murid akan sendirinya melakukan aktivitas tersebut. Kemudian hasil bacaan dipaparkan didepan kelas



b.     Budaya membaca dan menganalisa bagi murid yang terlambat



c.     Mading dan pohon literasi sebagai wadah kreatifitas murid setelah membaca  



d.     Pojok baca didalam kelas



e.     Budaya membaca di pustaka saat jam kosong



f.      List bacaan murid 



Meningkatkan kemampuan murid melalui kegiatan dengan menumbuhkan kepemimpinan murid akan membuat otak mereka bisa bekerja secara optimal, menambah wawasan dan mempertajam diri dalam menangkap informasi dari sumber bacaan. Salah satu aksi nyata nya yaitu memiliki jiwa kepemimpinan karena dengan keberanian penuh mampu menciptakan kegiatan dan karya seorang pemimpin dan mampu berdiri di depan dengan memaparkan hasil analisanya

Kegiatan pada program ini menunjukkan bahwa membaca dan menganalisa tidak hanya bisa dilaksanakan dalam ruangan pada pembelajaran intrakurikuler tetapi juga bisa dilaksanakan pada kegiatan ko-kurikuler diluar ruangan dan berkreasi pada kegiatan ekstrakurikuler. Murid diberikan kebebasan untuk memilih sesuai dengan bakat dan minat sehingga apapun yang menjadi minat dan bakat murid dapat di salurkan dengan baik dengan memanfaatkan fasilitas yang ada di lingkungan sekolah demi peningkatan potensi murid dan mengajak murid berpikir kritis.

 

B.      Perasaan (Feeling)

Perasaan saya sebelum melaksanakan aksi nyata ini agak sedikit ragu apakah program ini bisa merubah kebiasaan murid dan mengalahkan teknologi/android. Saya mencari program yang bisa dilaksanakan dan sesuai dengan situasi yang terjadi pada saat ini.

Pada saat proses kegiatan saya merasa tertantang karena harus melakukan pembiasaan kepada murid, Hal ini tidaklah mudah untuk merubah kebiasaan yang sudah dilakukan oleh setiap orang. Tetapi saya meyakinkan diri hal ini harus dilakukan demi menggali kemampuan kepemimpinan murid, menggali potensi murid dan bisa menjadi bekal untuk kehidupan mereka kelak dikehidupan sebagai individu dan anggota masyarakat.

Setelah melaksanakan program ini saya sangat senang dan optimis program ini bisa dijalankan kedepannya dan dilaksanakan dalam jangka panjang. Hal ini karena adanya kolaborasi semua pihak yang terlibat yaitu murid, guru pembina literasi, wali kelas, guru piket dan lainnya.

 

C.      Pembelajaran (Finding)

Pembelajaran yang saya dapatkan saat aksi nyata ini adalah kegiatan membaca dan  menganalisa melalui literasi setiap hari sangat berdampak terhadap kepemimpinan murid untuk menggali potensi mereka dan menjadikan mereka bisa berpikir kritis. Murid menjadi berani tampil dan mengekpresikan bakat mereka melalui suara (voice), pilihan (choice) dan kepemilikan (ownership) sehingga mewujudkan profil pelajar Pancasila

Dari kegiatan ini saya juga mendapatkan pembelajaran yang sangat berharga yaitu bagaimana cara menyusun dan melaksanakan sebuah program yang berdampak pada murid melalui kerangka BAGJA. Selain itu saya juga menyadari kolaborasi merupakan hal yang paling utama dalam mewujudkan kesuksesan sebuah program. Saya menyadari pembelajaran tidak hanya bisa dilakukan didalam kelas tetapi juga bisa dilakukan dimanapun dan dalam kondisi apapun.

D.      Penerapan ke depan (Future)

Rencana kedepan saya akan terus melanjutkan program ini dilingkungan sekolah baik dalam kegiatan intrakurikuler, ko-kurikuler dan ekstrakurikuler untuk memberikan bimbingan dan memotivasi murid dalam berkreativitas, menggali potensi mereka, dan mewujudkan kepemimpinan murid dalam program membaca dan menganalisa melalui literasi. Selain itu kolaborasi juga perlu lebih ditingkatkan saat melakukan kegiatan agar program dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan

Untuk perbaikan kedepan saya harus lebih kreatif untuk mengkombinasikan kegiatan ini agar mereka tidak bosan tentu saja dengan mencari ilmu diberbagai tempat dan kegiatan misalnya browsing di internet, berbincang dengan rekan dan murid, melalui media masa, media cetak dan media digital lainnya selain itu saya harus selalu berkolaborasi dan mengajak rekan lainnya agar program ini terlaksana secara menyeluruh tidak hanya dikelas X MIPA 1 saja.



 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

     








Tidak ada komentar:

Posting Komentar