PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN
“DILEMA ETIKA”
Modul 3.1.a.7 Demontrasi Kontekstual
CGP Angkatan 4 Kab. Lima Puluh Kota
MINDAWATY IRWAN, S.Kom
Ketika dilema etika datang dan harus kita hadapi
maka selalu ada nilai-nilai kebajikan yang mendasarinya namun bertentangan
dengan cinta, kasih sayang, perhatian, kebenaran, kebebasan, keadilan,
persatuan, toleransi dan tanggungjawab. Dilema etika adalah sebuah kasus yang
sangat berat yang sering kita hadapi dari setiap kejadian, tidak ada aturan
baku yang berlaku untuk memutuskan situasi dilema etika karena ini bersifat
relative dan bergantung pada situasi dan kondisi terjadinya suatu kejadian, artinya
ada benarnya kita tetap berpegang pada aturan yang berlaku untuk menentukan
kebenaran namun ada kalanya kita tidak bisa berpegang pada aturan karena
situasi tertentu.
Sebagai seorang pendidik yang berperan penting
dalam memimpin pembelajaran saya akan menerapkan ilmu yang saya dapatkan dalam
program guru penggerak pada sekolah yang dimulai dari kelas dan kegiatan sehari-hari saya. Rencana
saya kedepan dalam mengambil keputusan yang memiliki unsur dilema etika, saya
akan mengambil keputusan yang bijak dan tepat berdasarkan ilmu yang saya
dapatkan, kemudian akan saya terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Agar keputusan
yang saya ambil ini terukur efektivitasnya maka saya akan melakukan pengambilan
keputusan dengan mengacu kepada prinsip dan paradigma dalam pengambilan
keputusan, juga melalui analisa dan pengujian pada sembilan langkah pengambilan
keputusan. Saya juga akan membagi ilmu dengan teman komunitas agar mereka juga
bisa mengambil keputusan dalam menghadapi dilema sehingga tercipta lingkungan
yang aman dan menyenangkan karena keputusan yang diambil telah melalui
pertimbangan yang matang..
Langkah awal yang akan saya lakukan untuk memulai
kegiatan ini yaitu akan menerapkannya terlebih dahulu pada kegiatan saya
sebagai wakil kesiswaan, kemudian kepada murid dikelas saya, berikutnya akan
saya perluas kepada murid diluar kelas saya. Selanjutnya saya akan meminta izin
kepada kepala sekolah untuk mengadakan pertemuan dengan komunitas praktisi dan
menjelaskan maksud dan tujuan pertemuan tersebut. Setelah mendapat izin dari
kepala sekolah, saya akan berkoordinasi bersama rekan komunitas praktisi untuk
berbagi mengenai ilmu ini dan berbagi pengalaman saya dalam menggunakan
sembilan langkah pengambilan keputusan untuk menghadapi sebuah dilema etika. Selanjutnya
saya bersama komunita praktisi akan menyusun rencana kedepannya. Selain dari
itu saya juga akan mengajak rekan komunitas praktisi untuk mempraktekkannya pada siswa dikelas
mereka dan memperluas ke siswa diluar kelas mereka.
Untuk kasus yang saya hadapi dalam pengambilan
keputusan sebagai pemimpin pembelajaran ini sudah mulai saya terapkan dalam
kegiatan saya sebagai wakil kesiswaan., misalnya saja dalam menghadapi dilema siswa
yang diminta ibunya tidak kesekolah dulu karena menjaga adik, bahkan ibunya
bersedia anaknya tinggal kelas, sedangkan disisi lain siswa ini sayang untuk
melakukan hal tersebut karena waktu ujian akhir semester sudah dekat. Kepada
siswa dikelas atau terhadap permasalahan siswa dalam pembelajaran akan saya
terapkan setelah lebaran karena pada saat ini siswa tidak belajar tetapi mereka
mengikuti kegiatan Ramadhan. Untuk komunitas praktisi juga akan saya laksanakan
pertemuan setelah lebaran karena waktu sekolah tinggal empat hari lagi. Harapan
saya tentunya ketika saya dihadapkan pada situasi dilema etika, saya dapat melakukan
pengambilan keputusan dengan menerapkan langkah-langkah pengambilan
keputusan berdasarkan empat paradigma dilema etika, tiga prinsip dilema etika,
dan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
Agar tujuan saya ini tercapai saya perlu dukungan
dari banyak pihak yaitu kepala sekolah, rekan komunitas praktisi, rekan sesama guru,
dan rekan sesama CGP karena ilmu ini masih baru bagi saya dan harus saya
perdalam lagi. Dalam pelaksanaan kegiatan ini nantinya saya akan bekerja sama
dan berkoordinasi dengan rekan komunitas praktisi untuk mendampingi saya
menemukan solusi yang tepat dan benar serta menyusun langkah-langkah yang sesuai
dalam pemecahan dilema etika sehingga keputusan ini tidak merugikan pihak
manapun. Komunitas praktisi ini bisa membantu saya dalam pelaksanaan di
lapangan karena sebagai pemimpin pembelajaran tentu saja saya tidak bisa
sendiri sebab saya juga masih dalam tahap belajar dan harus terus
berlatih dalam mengambil keputusan untuk menerapkannya dalam
keseharian saya. Oleh karena itu, saya membutuhkan rekan
sejawat yang juga rekan sesama calon guru penggerak sebagai teman diskusi
untuk menganalisis dan menentukan apakah langkah-langkah yang saya ambil
telah tepat dan efektif. Saya juga meminta input dan bantuan dari kepala
sekolah dan anggota praktisi yang ada di sekolah untuk berdiskusi dalam
pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.
Untuk mengetahui apakah keputusan saya sudah
efektif hasilnya maka saya akan melakukan refleksi setelah mendapatkan solusi/pengambilan
keputusan sehingga saya bisa merasa bahwa keputusan yang saya ambil tidak ada
pihak yang dirugikan karena pengambilan keputusan yang tepat adalah mencari
solusi terbaik bagaimana mendapatkan keputusan yang benar, adil dan bijaksana. Pengambilan
keputusan yang sebagai pemimpin pembelajaran adalah pengambilan keputusan yang menyeimbangkan
antara dua masalah/dilema yang ada dengan pilihan yang tepat dan benar sehingga
tidak merugikan salah satunya. Dalam mengkritisi suatu pengambilan keputusan
atau membuat suatu keputusan yang kreatif, inovatif dan efisien sebagai seorang
pemimpin pembelajaran sangat penting untuk mempraktikkan aspek-aspek apa saja
yang perlu di lakukan atau diperhatikan sebelum dan sesudah pengambilan suatu
keputusan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar